Banyak orang rela mengeluarkan biaya
yang tak sedikit dan berisiko tinggi untuk mendapatkan payudara yang lebih
indah. Dengan silikon misalnya. Padahal ada cara yang lebih mudah dan murah
untuk mendapatkannya, tanpa perlu operasi dan bisa dilakukan di mana dan kapan
saja. Mau tahu caranya? Ikuti enam gerakan berikut.
Gerakan 1
1. Kedua tangan saling memegang di
depan dada. Tangan kiri memegang lengan tepat di bawah siku kanan. Sedangkan
tangan kanan juga memegang lengan tepat di bawah siku kiri, sehingga terbentuk
segi empat.
2. Dorong pergelangan tangan kanan ke arah kiri, dan pergelangan tangan kiri
didorong ke kanan secara bersamaan hingga otot payudara terasa bergerak.
3. Lakukan 3×8 hitungan.
Gerakan 2
1. Rentangkan kedua tangan ke depan,
tekuk siku dengan telapak tangan mengepal.
2. Gerakkan tangan ke atas dan bawah, ke arah dalam, secara bergantian antara
kiri dan kanan, tanpa saling bersentuhan satu sama lain, sampai payudara terasa
naik turun.
3. Lakukan 3×8 hitungan.
Gerakan 3
1. Rentangkan kedua tangan ke depan,
tekuk siku dengan telapak tangan mengepal.
2. Angkat kedua tangan ke atas sampai otot payudara terasa tertarik.
3. Lakukan 3×8 hitungan.
Gerakan 4
1. Tangan kanan ke atas dan tangan
kiri di pinggang.
2. Tarik tangan kanan ke belakang hingga payudara terasa tertarik.
3. Lakukan 3×8 hitungan.
4. Lakukan pada tangan lainnya.
Gerakan 5
1. Angkat tangan ke atas dengan
posisi telapak tangan menghadap ke atas, putar ke arah depan dan angkat kembali
kedua tangan sampai lengan atas bagian dalam menyentuhpayudara. Jadi mengangkat
payudara dari bawah.
2. Lakukan 3×8 hitungan.
Gerakan 6
1. Kedua tangan di samping.
2. Tarik tangan ke belakang sejauh mungkin sampai payudara terasa terangkat.
3. Lakukan 3×8 hitungan.
Tips
1. Gerakan-gerakan ini bisa
dilakukan pada posisi berdiri maupun duduk.
2. Setiap latihan, posisi tubuh dalam keadaan tegak dan perut ditarik ke dalam.
3. Selingi dengan istirahat sekitar 10 menit.
4. Hindari kebiasaan yang membuat payudara terlihat turun, seperti
membungkukkan badan.
Bagaimanakah wujud keluarga Islami itu? Bayangan anda tentang suami isteri yang
bertingkah laku bagai malaikat serta rahmat Allah yang senantiasa melimpahi
kebutuhan hidup mereka tentu bukanlah gambaran yang benar. Ajaran Islam sendiri
merupakan ajaran yang dirancang bagi manusia yang memiliki berbagai kelemahan
dan kekurangan dan siap diterapkan dalam berbagai keadaan yang menyertai hidup
manusia.
Jadi, jika
anda menemui goncangan-goncangan yang menyangkut diri anda dalam masalah
pribadi, hubungan dengan suami atau isteri dan anak-anak, atau dalam berbagai
kondisi yang menyertai keluarga, janganlah anda panik dulu atau merasa dunia
hampir kiamat. Sebab, justru dalam momen seperti itulah anda dapat
memperlihatkan komitmen sebagai seseorang sebelum dibuktikannya melalui amal
kehidupan.
Ada beberapa
hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut
ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;
1.Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan
unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah
keluargayang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas
ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin
Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih
(perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang
yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam
dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.
2.Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu
bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu
sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan
hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena
itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik
kedua insan.
3.Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang
diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan
internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan
hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan
perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialahanda harus menyediakan
kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan
waktu yang tidak sebentar.
4.Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan
tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa
Aisyah dengan panggilanyang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati.
Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam
rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan
sosokdiri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan.
Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam
kemelut dan mengurangi rasa lapar.
5.Kontinuitas tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang
telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun,
isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab
suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW
meluluskan permintaan ta’lim (pengajaran) para wanita muslimahyang datang
kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan
kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteriakan
membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.
6.Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para
isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas
telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri
membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu
selama masih berada dalam batas-batas syari’ah. Ditengah-tengah tanggung jawab
dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik
kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukuratas seberapa pun hasil yang
diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan
teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan
dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenanganakan
lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan
jujur).
7.Sikap kekeluargaan
Pernikahan antara dua anak manusia sebenarnya diiringi dengan pernikahan
”antara dua keluarga besar”, dari pihak isteri dan juga suami. Selayaknyalah,
dalam batas-batasyang diizinkan syari’at, sebuah pernikahan tidak menghancurkan
struktur serta suasana keluarga. Pernikahan janganlah membuat suami atau isteri
kehilangan perhatian pada keluarganya (ayah, ibu, adik, kakak dan seterusnya).
Menurunnya frekuensi interaksi fisik (dan ini wajar) tidak boleh berarti
menurun pula perhatian dan kasih sayang. Sebaliknya, perlu ditegaskan juga
bahwa pernikahan adalah sebuah lembaga legal (syar’i)yang harus dihormat
keberadaannya. Sebuah kesalahan serius terjadi tatkala seorang isteri atau
suami menghabiskan perhatiannya hanya untuk keluarganya msing-masing sehingga
tanggung jawabnya sebagai pasangan keluarga di rumahnya sendiri terbengkalai.
8.Pembagian beban
Meski ajaran Islam membeberkan dengan jelas fungsi dan tugas elemen keluarga
(suami, isteri, anak, pembantu) namun dalam pelaksanaannya tidaklah kaku. Jika
Rasulullah SAW menyatakan bahwa seorang isteri adalah pemimpin bagi rumah dan
anak-anak, bukan berarti seorang suami tidak perlu terlibat dalam pengurusan
rumah dan anak-anak. AjaranIslam tentang keluarga adalah sebuah pedoman umum
baku yang merupakan titik pangkal segala pemikiran tentang keluarga. Dalam
tindakan sehari-hari, nilai-nilai lain, misalnya tentang itsar (memperhatikan
dan mengutamakan kepentingan orang lain), ta’awun (tolong menolong), rahim
(kasih sayang) dan lainnya juga harus berperan. Itu dapat dijumpai dalam
riwayatyang sahih betapa Nabi SAW bercengkrama dengan anak dan cucu, menyapu
rumah, menjahit baju yang koyak dan lain-lain.
9.Penyegaran
Manusia bukanlah robot-robot logam yang mati. Manusia mempunyai hati dan otak
yang dapat mengalami kelelahan dan kejenuhan. Nabi SAW mengeritik seseorang
yang menamatkan Al Quran kurang dari tiga hari, yang menghabiskan waktu
malamnya hanya dengan shalat, dan yang berpuasa setiap hari. Dalam ta’lim
beliau SAW juga memberikan selang waktu (dalam beberapa riwayat per pekan),
tidak setiap saat atau setiap hari. Variasi aktivitas dibutuhkan manusia agar
jiwanya tetap segar. Dengan demikian, keluargayang bahagia tdak akan tumbuh
dari kemonotonan aktivitas keluarga. Di samping tarbiyah, keluarga membutuhkan
rekreasi (perjalanan, diskusi-diskusi ringan, kemah, dll).
10.Menata diri
Allah SWT mengisyaratkan hubungan yang erat antara ketaqwaan dan yusran
(kemudahan), makhrojan (jalan keluar). Faktor kefasikan atau rendahnya iman
identik dengan kesukaran, kemelut dan jalan buntu. Patutlah pasangan muslim
senantiasa menata dirinya masing-masing agar jalan panjang kehidupan rumah
tangganya dapat diarungi tanpa hambatan dan rintanganyang menghancurkan.
11.Mengharapkan rahmat Allah
Ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga merupakan rahmat Allah yang
diberikan kepada hamba-hambaNya yang Salih. Rintangan-rintangan menuju keadaan
itu datang tidak saja dari faktor internal manusia, namun juga dapat muncul
dari faktor eksternal termasuk gangguan syaitan dan jin. Karena itu, hubungan
vertikal dengan al Khaliq harus dijaga sebaik mungkin melalui ibadah dan doa.
Nabi SAW banyak mengajarkan doa-doayang berkaitan dengan masalah keluarga.